Fermentasi presisi adalah teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme dalam kondisi yang terkendali untuk menghasilkan produk yang sama dengan yang biasa kita konsumsi, seperti susu dan telur, tetapi tanpa melibatkan hewan.
Mikroorganisme seperti ragi, jamur atau bakteri, dipilih berdasarkan jenis molekul yang ingin kita hasilkan (zat penyedap, vitamin, pigmen, protein, lemak...)
Mikroorganisme kemudian dibudidayakan dalam tangki fermentasi besar yang diisi dengan nutrisi.
Saat mikroorganisme memberi makan, mereka mereplikasi dengan cepat dan mengeluarkan molekul target
Ketika sudah cukup diproduksi, molekul target dipisahkan dan dimurnikan dari sisa medium.
Molekul ini kemudian dapat digunakan untuk membuat susu, keju, es krim, bubuk protein, lemak hewani, dan banyak lagi.
Kita telah mengonsumsi produk fermentasi selama ribuan tahun, seperti bir, yoghurt, kimchi, roti, dan asinan kubis. Fermentasi presisi tidak lebih dari perluasan teknologi yang aman dan umum yang telah digunakan dengan aman dalam sistem pangan kita selama beberapa dekade.
Contoh:
Future Food Revolution
Setiap tahunnya, kami memelihara dan menyembelih sekitar 100 miliar hewan darat dan antara 2 hingga 3 triliun hewan laut. Hal ini berdampak besar pada planet dan lingkungan kita:
Fermentasi presisi menghasilkan produk yang sama dengan dampak yang lebih kecil dan biaya yang lebih murah:
Teknologi ini siap untuk mengubah makanan dan pertanian pada akhir dekade ini dengan kemajuan luar biasa yang sudah berjalan dengan baik. Fermentasi Presisi sudah ada sejak lama. Pada tahun 1978, Genentech merekayasa bakteri untuk memproduksi insulin manusia. Hingga saat itu, insulin diperoleh dengan memanen pankreas babi dan sapi: sekitar 50.000 untuk satu kilogram insulin. Untungnya, hal ini tidak lagi terjadi. 99% dari insulin global sekarang diproduksi oleh mikroba, namun, sangat sedikit dari kita yang mengetahui tentang teknologi terobosan ini. Teknologi yang dapat menghasilkan hampir semua hal, dan dengan cara yang sama seperti kita membuat bir. Baca lebih lanjut
Ketika media menganggap daging yang dibudidayakan sebagai daging yang sudah mati, kami bertanya apakah penurunan antusiasme dan investasi ini bukan bagian dari lintasan normal untuk semua teknologi baru. Baca lebih lanjut
Industri yang sudah ada hampir selalu terlalu lambat untuk beradaptasi dengan teknologi baru yang berujung pada kejatuhan mereka. Hal ini tidak harus terjadi pada sistem pangan kita. Baca lebih lanjut
Di London, 2013, dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan secara langsung, ilmuwan Belanda, Mark Post, meluncurkan burger daging yang ditanam di laboratorium. Patty yang disiapkan oleh seorang koki ini disajikan kepada para kritikus makanan dan hadirin yang sangat antusias, yang semuanya sangat terkesan. Baca lebih lanjut
Sudah bukan rahasia lagi bahwa peternakan adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Kita tidak dapat memelihara dan menyembelih 86 miliar hewan darat dan merampas 2-3 triliun hewan laut dari lautan setiap tahunnya tanpa mengalami beberapa konsekuensi. Baca lebih lanjut
Apakah Anda ingin membantu mempercepat perubahan menuju sistem pangan yang lebih baik?
Ambil tindakan